Rabu, 30 Januari 2019

bismillahirrahmanirrahim..
insya Allah kita mulai

Rabu, 30 Januari 2013

Bilal Al Rifathur Riesky

Bilal Al Rifthur Riesky
Adalah anak saya yang pertama. Lahir pada tanggal 05 Desember 2012 di rumah seorang Bidan yang beralamat di Jalan Swadaya Meulaboh Aceh Barat. Pada saat Bilal lahir dengan berat badan 2.8 Kg dan tinggi badan 4,1 Cm. Seorang anak laki laki yang sangat sangat saya idam idamkan. Saya senang dan sangat bersyukur kepada Allah.SWT karna telah diberikan kesehatan kepada Istri tercinta saya (Sri Riski) dan Kepada buah hati saya (Bilal Al Rifathur Riesky). Amien Ya Allah Doa ku Kau Kabulkan. Perasaan terharu dan air mata kebahagian menetes saat dia lahir. kau adalah aku. Istriku Aku Sangat Mencitaimu.

Selasa, 27 Oktober 2009

"KANDE"

"KANDE" Adalah salah satu dan group music asal aceh yang begitu dikenal oleh setiap warga aceh Khusunya. dengan lantunan irama dan syair yang diliris oleh seorang musisi yang ternama ditanah rencong "Rafly” kata kata sapaan dan teguran kepada pencipta lagu "Aneuk Yatim" ini. lelaki berkulit hitam Celana abu abu, sandal kulit hitam, jam bertali kulit hitam dan kopiah hitam dari bahan rajutan. Semua yang melekat di tubuhnya berwarna serba hitam, kecuali baju kaus yang dia kenakan yang berwarna abu-abu tua.

Dengan lagu lagu dan syair terkenal mereka seperti "Aneuk Yatim, Seulanga, Mumang dan masih banyak lagi syair dan lirikan lagu yang membuat setiap orang terhipnotis dengan alunan suara rapai, serunee kalee yang tiupankan dengan irama dan ketukan yang bersemangat dan terpana melihat dan mendengan alunan lagu lagunya.

sebagai suku aceh saya merasa sangat bangga dengan hadirnya group band ini...
dan saya adalah penggemar beratnya..

menurut informasi group band ini terbentuk disalah satu warung kopi dibanda aceh dengan 11 personelnya.

Pada awalnya personil Kande terdiri dari Rafly (vokal), Zulkifli (surune kale), Alul (gitar), Amir (bass), Iyan (drum), Munjir (keyboard), Kiki (rapa’i I), Puput (rapa’i II), dan Papi (rapa’i III). Namun, saat ini formasi mereka sedikit berubah, dengan bertambahnya pemain rapa-i dari tiga menjadi lima orang dan pergantian beberapa pemain alat musik modern.


Formasi terakhir mereka adalah Rafly (vokal), Zulkifli (genderang, surune kale), M. Rafiqi (rapa-i), Ferdiansyah (rapa-i), Fadhlul Sunni (gitar elektronik), Munzir (bass), dan Alfian (drum) didukung oleh Deddy Andrian (gitar akusitik), Zulfikar (rapa-i), Ishlahuddin (rapa-i), dan Armia (rapa-i).

Rafly selain bernyanyi solo juga mempunyai grup musik yang beranggotakan sebelas pemuda. Kande, yang berarti cahaya, mengemas musik dan syair khas Aceh dalam aransemennya. Kande menyenandungkan lagu-lagu bertema humanis dan religius itu ingin menjadi bagian dari musik dunia.
Sebagai penyanyi yang sedang naik daun di Aceh baik karena album solonya ataupun kelompok musiknya, Rafly sering menjalani jadwal manggung yang padat ditambah jadwal latihan yang ketat setiap hari.

RAFLY  lahir di Samadua, Aceh Selatan, tahun 1967, dari sebuah keluarga petani. Sejak kecil Rafly dididik untuk menjalankan tradisi nenek moyangnya. Ayahnya, Mohammad Isa, merupakan syech (pemimpin) grup Meudikee yaitu melantunkan ayat-ayat Alquran.

Pada tahun 1989, Rafly melupakan kesenian Aceh karena lebih menyenangi musik cadas atau rock. Ketika itu ia duduk di sekolah menengah pertama. Waktu itu Rafly beranggapan kalau tidak belajar gitar, maka akan disebut ketinggalan zaman.

Rapa-i dalam bahasa indonesia lebih di kenal dengan rebana. Rapa-i yang dimainkan dengan cara dipukul ini memiliki ukuran yang berbeda sesuai dengan jenis musik yang menggunakannya. Alat musik ini kerap dimainkan dalam pentas seni Aceh yang menampilkan jenis-jenis musik khas Aceh, seperti rapa-i geleng, rapa-i geurimpheng, rapa-i debus, dan lain-lain.

Surune kale adalah sejenis alat musik tiup seperti halnya seruling. Yang unik dari alat musik ini adalah suara yang dikeluarkan tidak putus-putus sampai akhir dari permainan alat musik ini sendiri, dalam arti kata alat musik ini bisa mengeluarkan suara baik dihisap ataupun ditiup.

Tambo adalah alat musik pukul. Biasanya berukuran besar dan juga memiliki tabung gendang yang panjang dan dibuat dari kayu jati yang kokoh. Suaranya pun bergema besar.

Pada tahun 2000, grup ini bekerja selama delapan bulan untuk meracik musik etnis Aceh di Studio Murizal Taher yang akrab dipanggil Momo di kelurahan Keramat, Banda Aceh. Bersamaan dengan penggarapan album pertama Kande, “The Fighting Spirit”, Rafly menyiapkan album solo bertajuk “Hasan dan Husen”. Dia didukung sejumlah penyair ternama Aceh, seperti Ayah Panton, Media Hus, dan Syeh Lah Bangguna.

Setelah berhasil menyiapkan album solo pertamanya, Rafly dihadapkan pada persoalan penolakan produser dan pemodal untuk memproduksi karyanya.


Meski mengalami beberapa penolakan dari produser di Aceh, semangat lelaki itu tidak surut. Dia tak habis pikir bagaimana bisa lagu yang ditawarkannya ditolak setiap produser yang ditemuinya.
Sebagai seorang pencipta, Rafly ingin mengetahui langsung apa yang diinginkan masyarakat Aceh. Akhirnya, timbul ide untuk memutar albumnya di warung-warung kopi. Sembari menikmati kopi dia mendekati pemilik kedai atau pengunjung di situ dan menanyakan pendapat mereka tentang lagu-lagunya tanpa mengatakan siapa pemilik lagu-lagu tersebut. Ternyata banyak yang menyatakan bahwa lagu-lagu itu enak didengar. Reaksi spontan para pendengar membuatnya jadi bersemangat. Dia melakukan uji dengar ini selama kurang lebih setahun. Cara ini efektif, karena warung atau kedai kopi di Aceh tak hanya jadi tempat berkumpul melainkan juga jadi tempat memperoleh dan bertukar informasi.

Promosi album Rafly berjalan sukses berkat bantuan teman-teman Ghazali. Rafly jadi tenar. Album itu terjual 70 ribu buah dalam bentuk kaset. VCD-nya sudah laku ratusan ribu keping.

Album Kande pertama yang berjudul “The Fighting spirit” yang dirilis tahun 2002, kasetnya telah laku sekitar 50 ribu buah, begitu pula album solo Rafly “Ainul Mardiah” yang dirilis tahun 2003
Sebelum naik ke panggung, Rafly dan Kande punya ritual kecil, yaitu berdoa, membaca Al Fatihah dan Salawat Nabi. Dia yakin bahwa ketika dia sudah menyatu dengan musik, akan sangat mudah baginya menyampaikan pesan lagunya. Dia juga yakin bahwa musik merupakan bahasa universal.

Studio Kande berukuran kurang lebih 5 x 6 meter persegi. Dindingnya dilapisi karpet hijau muda. Langit-langitnya dilapisi karpet hijau tua. Ada tulisan jadwal latihan Kande yang tercantum di kertas HVS yang ditempel di dinding.